Sejarah Desa

  1. SEJARAH DESA GLAGAHSARI

          Orang jawa punya peribahasa bila ada asap pasti ada apinya, begitu pula  dengan keberadaan suatu negara ,propinsi,kabupaten bahkan sampai desa pun juga mempunyai sejarah atau legenda  yang dijadikan suatu cerita tentang keberadaanya dapat diterima melalui suatu bukti sejarah ataupun melalui cerita dari orang tua  yang diwariskan secara turun temurun,meslipun untuk pembuktianya sangat sulit  karena mengingat minimnya bukti yang berupa fakta maupun bukti sejarah lainya sebagai bahan pendukung.

         Berikut ini kami mencoba untuk ceritakan sejarah asal usul desa Glagahsari yang kami buat berdasarkan cerita dari orang tua dan para sesepuh desa serta dari berbagai sumber dari penelusuran kami  untuk mengetahui awal mula berdirinya atau terbentuknya desa Glagahsari yang kita banggakan ini.

 

  1. ASAL USUL DESA GLAGAHSARI

             Dari  berbagai sumber yang kami peroleh dari sebagaimana kami sebu tkan diatas dan sesuai dengan apa yang tertulis dalam buku bunga rampai kabupaten Tuban,desa Glagahsari mempunyai asal usul atau cerita sebagai berikut.

            Pada masa berkuasanya kerajaan Mataram kuno dibawah kepemimpinan Prabu Airlangga desa Glagahsari hanyalah sebuah perkampungan kecil yang keberadaanya didekat aliran bengawan Solo, pada saat itu juga belum punya nama dan hanyalah sebagai tempat persinggahan saja. Sebagian besar perkampungan itu banyak ditumbuhi rumput ilalang yang besar atau dalam bahasa kita (Jawa) juga disebut sebagai Glagah selain itu juga banyak tumbuh pohon Siwalan khususnya diujung selatan perkampungan itu.

           Suatu ketika datang seorang Begawan yang sedang mengembara untuk melaksanakan darmanya singgah dan mandi serta memberi minum kuda tunggangannya. Begawan  tersebut bernama Begawan Kilisuci ,beliau adalah salah satu putra dari Prabu Airlangga dengan Ratu Giriputri  yang menolak untuk menjadi putra mahkota dikerajaan ayahhandanya. Setelah mandi dan memberi minum kudanya beliau singgah diwarung kecil

Sambil makan sang begawan bertanya pada pemilik warung apa nama desa atau kampung ini ? pemilik warung tersebut mengatakan pada sang begawan bahwa tempat atau kampung yang disinggahinya ini  hanya tempat persinggahan para pedagang atau pengembara yang pada saat itu alat transportasinya kebanyakan menggunakan perahu maupun rakit yang memanfaatkan aliran sungai bengawan Solo, dan belum punya nama.Mendengar hal tersebut begawan kemudian melangkah keluar warung lalu memandangi daerah sekitar yang ada hanya hamparan rumput ilalang (glagah)  disebelah utara dan pohon siwalan disebelah selatan .Melihat pemandangan tersebut sang begawan lalu memberi nama kampung terbut dengan sebutan Glagahs  untuk kampung yang berada di sebelah utara dan Siwalan untuk daerah sebelah selatan. Sehubungan dengan berjalanya waktu  perkampungan tersebut makin hari makin banyak penghuninya dan tiap tahun penduduk kampung tersebut makin banyak.Dan pada suatu masa kedua kampung tersebut dijadikan satu dengan pertimbangan luas wilayah kedua kampung tersebut sangat sempit,dan pada  akhirnya perkampungan tersebut diberinama Desa GLAGAHSARI.

        Demikian sedikit cerita tentang asal usul terbentuknya desa Glagahsari sesuai dari hasil penelusuran tim pencari fakta atua sejarah,tentang kebenaranya hanya Alloh SWT yang Maha tau, dan apabila ada yang kurang berkenan kami sebagai tim penggali sekaligus penulis sejarah ini mohon maaf lahir dan batin.

 

  1. SEJARAH KEPEMIMPINAN DESA GLAGAHSARI

Kepala Desa Glagahsari          :      NGALIM                   (                s/d 1919)

                                                            WIROMIHARJO          ( 1919      s/d   1970 )

                                                            NGADENAN              ( 1970      s/d   1989)

                                                             ALI SHODIKIN          (  1990      s/d  1998  )

                                                             MUJIONO                  (1999        s/d  2007 )

                                                             MUJIONO                  ( 2007       s/d    2013 )

                                                             SUYITNO                   (  2013      S/D 2019 )  

                                                             MUJIONO                  (2019 S/D SEKARANG )